Jumat, 15 Februari 2013

Pancasona - Sujud hitam


Aku berpijak dalam kebeneran
Aku bersujud kepadamu tuhan
Pada yang sebenarnya ku takutkan
Ditengah hitamnya jiwa ini

Ku ukir masa bertakbur takbir sujud berlaksa do’a
Waktu berlalu seiring putaran lingkaran tasbih
Jiwa yang sunyi membisu dalam keheningan malam
Mencari pijar lentera yang telah lama pudar

Hitam bukanlah belati penikam hati yang suci
Seperti yang tampak terang dikelopak mata
Terbelunggu tersesat sorotan mata yang awam
Jiwaku berontak mencari kebenaran hakiki

Harum layu wangi tersedak
Sesat rasanya tak bercahaya
Cloteh dan umpat tak bertuan
Hitam jiwa ini semakin kelam

Sperti salju diatas pualam
Mendinginkan tapi tak membekukan
Jika hitam adalah kesucian
Maka putih kesepian abadi

Harum layu wangi tersedak
Sesat rasanya tak bercahaya
Cloteh dan umpat tak bertuan
Hitam jiwa ini semakin kelam

Sperti salju diatas pualam
Mendinginkan tapi tak membekukan
Jika hitam adalah kesucian
Maka putih kesepian abadi

Walau nafas ini tlah terhenti
Memberi celah kian merapat
Mengeluhkan duka tak berujung
Tak peduli akan langkah yang kian gontai
hitam bagaikan bak berperisai
Aku tetap hambamu dengan penuh kekurangan
Terimalah sujud hitamku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar