atas nama kegelisahan yang terlupa dan tak terlupa
ijinkanku genggam bara nyala yang terus meronta di perisai langit
melewati bilur angkara yang semakin menganga
luka yang tak kunjung reda terus menikam rasa hingga ku terlupa dan terluka
hanya diri di bantai mimpi hidup terasa meregang nyawa
sebelum mataku tertutup oleh hasutan
udara yang sesak ku hela tanpa harapan
senyum bahagia terpancar dari jiwa yang lupa keabadian
ku terdiam karena tidak kau tinggikan nikmat luka yang semakin menjadi
jadikan sebuah kekuatan yang mengalir di setiap nadi membakuti sekujur tubuh tanpa rasa takut
karena jiwa yang terus teraniaya hingga terenggut
kau asah dendam yang semakin merdu
nafsu belenggu memburu seperti peluru kalut hingga larut ke dalam jiwa yang larut nikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar